Selasa, 25 Oktober 2016

Penelitian Tindakan

Tujuan
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.


Contoh-contoh
Suatu program inservice untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi, untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.

Ciri-ciri
1.      Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2.  Menyediakan rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru, yang lebih baik daripada cara pendekatan impresionistik dan fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam artian bahwa penelitian tersebut mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku dan tidak  berdasar pada pendapat subjektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
3. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penulisannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on the spot experimentation dan inovasi.
4.   Walaupun berusaha supaya sistematis namun penelitian tindakan kekurangan ketertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan eksternalnya adalah lemah. Tujuannya situasional sampelnya terbatas dan tidak representative dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil. Karena itu hasil-hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.

Langkah-langkah Pokok
1.   Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang kiranya memerlukan perbaikan atau yang mungkin berkembang sebagai keterampilan baru atau cara penyelesaian baru.
2.  Lakukan penelaahan kepustakaan untuk mengetahui apakah orang-orang lain telah menjumpai masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan yang akan dicapai dalam penelitian itu.
3.   Rumuskan hipotesis atau strategi pendekatan dengan menyatakannya dalam bahasa yang jelas, spesifik.
4.  Aturlah research setting nya dan jelaskan prosedur serta kondisi-kondisinya. Apakah hal-hal khusus yang akan dikerjakan dalam usaha untuk mendapatkan umpan balik yang diinginkan?
5.   Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan lain-lain sarana untuk mendapatkan umpan balik yang berguna.
6.       Analisis data yang terkumpul dan evaluasi hasilnya.
7.       Tuliskan laporannya.

Penelitian Eksperimental Semu

Tujuan
Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi infomrasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi-kompromi apa yang ada pada internal validity dan external validity rancangannya dan berbuat sesuai dengan ketrbatasn-keterbatasan tersebut.


Contoh-contoh
1.     Penelitian untuk menyelidiki efek dua macam cara menghafal (spaced vs massed practice) dalam menghafal suatu daftar kata-kata asing pada empat buah SMU tanpa dapat menemukan penempatan murid-murid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu-waktu latihannya secara cermat.
2.       Penelitian untuk menilai keefektifan tiga cara mengajar konsep-konsep dasar dan prinsip ekonomi di SD apabila guru-guru tertentu dapat secara sukarela menjalankan pengajaran itu karena tertarik akan bahannya.
3.  Penelitian pendidikan yang menggunakan pretest posttest, yang didalamnya variabel-variabel seperti kematangan, efek testing regresi statistic, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau justru terlewat dari penelitian.
4.   Berbagai penelitian mengenai berbagai problem sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung dan sebagainya, yang didalamnya kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilakukan.

Ciri-ciri
1.    Penelitian eksperimental semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan ketertiban penelitian eksperimental yang sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan keterbatasannya. Karena itu, penelitian ini ditandai oleh metode kontrol parsial berdasar atas identifikasi secara hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan external validity.
2.   Perbedaan antara penelitian eksperimental sungguhan dengan penelitian eksperimental semu adalah kecil terutama kalau yang dipergunakan sebagai subjek adalah manusia misalnya dalam psikologi.
3.   Walaupun penelitian tindakan cepat dapat mempunyai status eksperimental semu namun seringkali penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga perlu diberri kategori tersendiri. Sekali rencana penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas, bergerak menjauhi alam intuitif dan penjelajahan makan permulaan metode eksperimental telah mulai terwujud.

Langkah-langkah Pokok

Langkah-langkah pokok dalam melaksanakan penelitian eksperimental semua adalah sama dengan langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimental sungguhan, dengan pengakuan secara teliti terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan eksternal.

Senin, 24 Oktober 2016

Penelitian Eksperimental Sungguhan

Tujuan
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubbungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

Contoh-contoh
  1. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengejar sejarah pada murid-murid kelas III SMU sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf intelelegensi murid (tinggi, sedang, rendah) dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.
  2. Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SLTP, dengan menggunakan kelompok eksperimen (yang diperkenalkan dengan program itu), dan dengan menggunakan rancangan pretest posttest dimana hanya separo dari murid-murid itu secara random menerima pretest untuk menemukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.
  3. Penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi orang tua dan taraf intelegensi.



Ciri-ciri experimental designs
  1. Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi ekperimental secara tertib ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
  2. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
  3. Memusatkan usaha pada pengontrolan variansi: a. Untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian; b. Untuk meminimalkan variansi variabel pengganggu atau yang tidak diinginkan yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitan; c. Untuk meminimalkan variansi kekliruan atau variansi rambang termasuk apa yang disebut kekliruan pengukuran.
  4. Penyelesaian terbaik: pemilihan subjek secara rambang, penempatan subjek dalam kelompok-kelompok secara rambang, penentuan perlakuan eksperimnetal kepada kelompok secara rambang.
  5. Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama metode eksperimental. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan?
  6. Tujuan kedua metode eksperimental adalah external validity yang menanyakan persoalan: Seberapa representatifkah penemuan-penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hasil-hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subjek-subjek atau kondisi-kondisi yang semacam?
  7. Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Kemajuan-kemajuan dalam metodologi, misalnya rancangan factorial dan analisis variansi telah memungkinkan peneliti untuk memanipulasikan atau membiarkan bervariasi lebih dari satu variabel, dan sekaligus menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang demikian itu memungkinkan peneliti untuk secara serempak menentukan (1) efek variabel bebas utama (perlakuan), (2) variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi dan (3) interaksi antara kombinasi variabel bebas dan atau variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.
  8. Walaupun cara pendekatan ekperimental itu adalah yang paling kuat karena cara ini memungkinkan untuk mengontrol varaibel-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia dalam dunianya, karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis atau dievaluasi.
Langkah-langkah Pokok
1.       Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
2.       Identifikasi dan definisikan masalah.
3.       Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
4.       Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel-veriabel utama.
5.       Susun rencana eksperimen:
a.       Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan.
b.      Identifikasi variabel-variabel non eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variabel-variabel tersebut.
c.       Tentukan rancangan eksperimennya.
d.      Pilih subjek yang representative bagi populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang masuk kelompok kontrol dan siapa-siapa yang masuk kelompok eksperimen.
e.      Terapkan perlakuan
f.        Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut.
g.       Rancangkan prosedur pengumpulan data dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan ekperimennya.
h.      Rumuskan hipotesis nolnya.
6.       Laksanakan eksperimen.
7.       Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya, tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan akan ada.
8.       Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya.
9.       Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu berikan diskusi seperlunya dan tulislah laporannya.
Karena metode eksperimen itu sangat penting peranannya dalam dunia Metodologi Penelitian, maka pada bab berikut hal tersebut akan disajikan dengan lebih lengkap.

Minggu, 23 Oktober 2016

Penelitian Kausal Komparatif

Tujuan
Tujuan penelitian kausal komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode ekperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.


Contoh-contoh
  1. Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
  2. Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah,dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan kelas VI SD.
  3. Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guruyang efektif dengan memperhitungkan data yang berupa catatan menegnai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.


Ciri-ciri pokok

Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akkibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab akibat, saling hubungan dan maknanya.

Keunggulan-keunggulan:
1.   Metode kausal komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau meotde yang lebih kuat, yaitu metode ekspreimnetasi, tak dapat digunakan:
  • Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat secara langsung.
  • Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak relaistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
  • Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal atau dipandang dari segi etika siragukan/dipertanyakan.

2.    Studi kausal komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipesoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu.
3.   Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kelemahan-kelemahan
  1. Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, penelitian harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kndisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang mungkin mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternative-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relative kuat.
  2. Adalah sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
  3. Kenyataan bahwa faktor-faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
  4. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
  5. Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menetukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
  6. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karean faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
  7. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori semacam itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
  8. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar.


Langkah-langkah Pokok
1.       Definisikan masalah.
2.       Lakukan penelaahan kepustakaan.
3.       Rumuskan hipotesis-hipotesis.
4.   Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan.
5.       Rancang cara pendekatannya:
a.       Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan;
b.      Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data;
c.       Tentukan kategori-kategori untuk mengklarifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.
6.    Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
7.       Kumpulkan dan analisis data.
8.       Susun laporannya.

Sabtu, 22 Oktober 2016

Penelitian Korelasional

Tujuan

Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

Contoh-contoh
  1. Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.
  2. Studi secara analisis faktor mengenai beberapa test kepribadian.
  3. Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.



Ciri-ciri
  1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.
  2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
  3. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
  4. Hal ini berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
  5. Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
  • Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap varaibel-variabel bebas.
  • Pola saling hubungan itu sering tidak menentu dan kabur.
  • Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

Langkah-langkah Pokok
1.       Definisikan masalah.
2.       Lakukan penelaahan kepustakaan.
3.       Rancangkan cara pendekatannya.
a.       Identifikasikan variabel-variabel yang relevan;
b.      Tentukan subjeknya yang sebaik-baiknya;
c.       Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
d.      Pilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang sedang digarap.
4.       Kumpulkan data.
5.       Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya.
6.       Tuliskan laporan.

Jumat, 21 Oktober 2016

Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Tujuan
Tujuan penellitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

Contoh-contoh
  1. Studi-studi yang dilakukan Piaget mengenai perkembangan kognitif pada anak-anak.
  2. Studi secara mendalam mengenai seorang anak yang mrngalami ketidakmampuan belajar yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi.
  3. Studi secara intensif mengenai kebudayaan “kota dalam” serta kondisi-kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan.
  4. Studi lapangan yang tuntas mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyaraka terpencil.

Ciri-ciri
  1. Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja; studi demikian itu mungkin mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
  2. Dibanding dengan studi survey yang cenderung untuk meneliti sejumlah kecil variabel pada unti sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya.

Keunggulan
  1. Penelitian-penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebihi besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena studi yang demikian itu instensif sifatnya, studi tersebut menerangi variabel-variabel yang penting, proses-proses dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru dan seringkali merupakan usmber hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
  2. Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan statistic.

Kelemahan
  1. Kareana fokusnya yang terbatas pada unti-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu tidak memungkinkan generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada hipotesis-hipotesis tertantu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
  2. Penelitian ksus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subjektif. Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas dasar sifat khasnya; atau karena kasus itu cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada peneliti. Sejauh pendapat selektif menentukan apakah data tertentu diikutsertakan atau tidak, atau memberikan makna tinggi atau rendah, atau menempatkan data tersebut dalam konteks teretentu dan bukan pada konteks yang lain, makan interpretasi subjektif akan mempengaruhi hasilnya.



Langkah-langkah Pokok
  1. Rumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang mana yang akan menuntun penelitian?
  2. Rancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?
  3. Kumpulkan dara.
  4. Organisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang koheren dan terpadu secara baik.
  5. Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.

Rabu, 19 Oktober 2016

Penelitian Perkembangan

Tujuan
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.


Contoh-contoh
1.  Studi-studi longitudinal nengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel sejumlah anak pada taraf-taraf perkembangan yang berbeda-beda.
2.    Studi-studi cross sectional yang mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompok-kelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbeda-beda.
3.  Studi-studi kecenderungan yang dimaksudkan untuk menentukan pola-pola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi di waktu yang akan datang.

Ciri-ciri
1.  Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variable-variabel  dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan “Bagaimanakah pola-pola pertumbuhannya, lajunya, arahnya, perurutannya, dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?”
2.    Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subjek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal. Apabila soal atrisi dapat diatasi dengan pemilihan sampel pada suatu populasi yang stabil, maka hal yang demikian itu berarti memasukkan keberatsebelahan yang tak dikenal, yang berkaitan dengan populasi yang demikian itu. Lebih dari itu, sekali dimulai, metode longitudinal tidak memungkinkan perbaikan dalam hal-hal teknis tanpa kehilangan kontinuitas metode itu. Dan akhirnya, metode ini menuntut kontinuitas staf dan bantuan biaya untuk jengka waktu yang panjang, sehingga akan tergantung kepada lembaga (biasanya universitas) dan yayasan yang dapat mempertahankan/memenuhi tuntutan yang demikian itu.
3.    Studi-studi cross sectional biasanya meliputi subjek lebih banyak tetapi mencandra faktor-faktor pertunbuhan yang lebih sedikit daripada studi-studi longitudinal. Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross sectional lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan sampel dari berbagai kelompok umur. Dalam metode cross sectional soal sampling adalah rumit karena anak-anak yang sama tidak terlibat dalam berbagai taraf umur, dan kelompok-kelompok umur yang berberda itu mungkin tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola perkembangan dari sampel anak-anak dari peruntutan umur ini mengandungresiko mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling.
4.   Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat lkecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid.

Langkah-langkah Pokok
1.       Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
2.  Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasukalat-alat yang telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
3.       Rancangkan cara pendekatan.
4.       Kumpulkan data.
5.       Evaluasi data yang terkumpul.
6.       Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.