Rabu, 19 Oktober 2016

Penelitian Perkembangan

Tujuan
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.


Contoh-contoh
1.  Studi-studi longitudinal nengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel sejumlah anak pada taraf-taraf perkembangan yang berbeda-beda.
2.    Studi-studi cross sectional yang mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompok-kelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbeda-beda.
3.  Studi-studi kecenderungan yang dimaksudkan untuk menentukan pola-pola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi di waktu yang akan datang.

Ciri-ciri
1.  Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variable-variabel  dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan “Bagaimanakah pola-pola pertumbuhannya, lajunya, arahnya, perurutannya, dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?”
2.    Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya subjek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal. Apabila soal atrisi dapat diatasi dengan pemilihan sampel pada suatu populasi yang stabil, maka hal yang demikian itu berarti memasukkan keberatsebelahan yang tak dikenal, yang berkaitan dengan populasi yang demikian itu. Lebih dari itu, sekali dimulai, metode longitudinal tidak memungkinkan perbaikan dalam hal-hal teknis tanpa kehilangan kontinuitas metode itu. Dan akhirnya, metode ini menuntut kontinuitas staf dan bantuan biaya untuk jengka waktu yang panjang, sehingga akan tergantung kepada lembaga (biasanya universitas) dan yayasan yang dapat mempertahankan/memenuhi tuntutan yang demikian itu.
3.    Studi-studi cross sectional biasanya meliputi subjek lebih banyak tetapi mencandra faktor-faktor pertunbuhan yang lebih sedikit daripada studi-studi longitudinal. Walaupun metode longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk mempelajari perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross sectional lebih murah dan lebih cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan sampel dari berbagai kelompok umur. Dalam metode cross sectional soal sampling adalah rumit karena anak-anak yang sama tidak terlibat dalam berbagai taraf umur, dan kelompok-kelompok umur yang berberda itu mungkin tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi intrinsik mengenai pola perkembangan dari sampel anak-anak dari peruntutan umur ini mengandungresiko mencampuradukkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling.
4.   Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat lkecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid.

Langkah-langkah Pokok
1.       Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
2.  Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasukalat-alat yang telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
3.       Rancangkan cara pendekatan.
4.       Kumpulkan data.
5.       Evaluasi data yang terkumpul.
6.       Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.

Artikel Terkait

Penelitian Perkembangan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email