Seperti
telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data
atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliable dan valid,
maka datanya juga akan cukup reliable dan valid. Namun masih ada satu hal lagi
yang perlu dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat
pengambil data mensyaratkan kualifikasi tertentu pada pihak pengambil data.
Misalnya beberapa test psikologis tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Beberapa alat laboratorium juga menuntut dasar pendidikan dan pengalaman
tertentu untuk dapat mempergunakannya secara benar. Persyaratan ini harus
dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, mungkin reliabilitas dan validitas data
yang terkumpul akan terganggu.
Di samping
hal tersebut di atas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode pengambilan
data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib. Pada umumnya setiap alat atau
metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan. Panduan ini harus sejak
awal dipahami oleh peneliti, dan dalam hal peneliti menggunakan jasa oarng lain
untuk mengumpulkan data, si peneliti harus mempunyai cara untuk memperoleh
keyakinan bahwa pengambilan data itu telah dilaksanakan menurut prosedur yang
seharusnya.
Apa yang
telah dibicarakan di atas itu ialah seluk beluk pengambilan data primer, yaitu
data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari
sumber pertamanya. Di samping data primer terdapat data sekunder, yang
seringkali juga diperlukan oleh peneliti. Data sekunder itu biasanya telah
tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen, misalnya data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi,
data mengenai persediaan pangan di suatu derah dan sebagainya.
Mengenai data
sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin mutunya. Dalam
banyak hal peneliti akan harus menerima menurut apa adanya.
Pengumpulan Data Penelitian
4/
5
Oleh
Admin