Hasil analisis boleh dikata masih faktual, dan ini harus diberi arti
oleh peneliti. Hasil itu biasa dibandingkan dengan hipotesis penelitian,
didiskusikan atau dibahas, dan akhirnya diberi kesimpulannya. Seperti telah
pernah disebutkan, peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya tahan uji,
yaitu terbukti kebenarannya. Jika yang terjadi memang demikian, bahasan itu
mungkin dapat tidak terlalu menonjol peranannya. Tetapi jika hipotesis
penelitian itu ternyata tidak tahan uji yaitu ditolak, maka peranan bahasan itu
lalu menjadi sangat penting karena peneilit harus dapat menjelaskan mengapa hal
itu terjadi. Peneliti wajib mengeksplorasi segala sumber yang mungkin menjadi
sebab tidak terbuktinya hipotesis penelitiannya itu. Beberapa sumber tidak
terbuktinya hipotesis penelitian itu dapat dicari antara lain dari jal-hal
berikut ini.
a.
Landasan Teori
Mungkin landasan teoriu yang
digunakan telah kadaluarsa, kurang valid atau kurang tepat. Hal yang demikian
ini dapat terjadi kalau peneliti salah pilih tentang sumber bacaan yang
ditelaahnya atau terlalu sedikit membaca, sehingga dia tidak mendapatkan
informasi mengenai perkembangan mutakhir dalam bidangnya atau tidak mempunyai
landasan teoretis yang cukup kuat untuk merumuskan hipotesisnya.
b.
Sampel
Tidak terbuktinya hipotesis
penelitian itu mungkin terjadi karena sampel yang digunakan tidak
representative, baik karena sampel itu terlalu kecil ataupun karena sampel
tersebut tidak diambl secara rambang. Jika sampel terlalu kecil, mungkin suatu
hipotesis alternative tidak terbukti walaupun dalam populasi hipotesis tersebut
adalah benar. Jika sampel diambil tidak secara rambang, mungkin sampel itu
tidak representative jadi berbeda dari populasinya karena itu hipotesis
penelitian tidak terbukti kebenarannya, walaupun dalam populasi hal tersebut
adalah benar. Hal yang demikian itu terjadi karena model analisis yang
digunakan berdasarkan pada distribusi probabilitas sampel rambang.
c.
Alat pengambil data
Tidak terbuktinya hipotesis
penelitian itu mungkin juga bersumber pada alat pengambil data aatau instrument. Jika alat pengambil data
tidak reliabel dan tidak valid maka hal yang benar dapat menjadi palsu dan yang
palsu dapat terlihat benar. Dengan demikian, hal yang dipotesiskan yang benar
tidak terbukti kebenarannya.
d.
Rancangan penelitian
Tidak terbuktinya kebenaran hipotesis
penelitian mungkin pula disebabkan karena rancangan penelitian yang digunakan
kurang tepat. Rancangan penelitian adalah semacam strategi untuk membuktikan
kebenaran hipotesis. Jika yang digunakan bukan rancangan yang seharusnya,
kemungkinan besar hipotesisnya tidak terbukti kebenarannya walaupun sebenarnya
adalah benar.
e.
Perhitungan-perhitungan
Perhitungan-perhitungan yang salah
akan memberikan kesimpulan yang salah. Kesalahan perhitungan ini dapat menjadi
sumber tidak terbuktinya hipotesis. Karena itu peneliti setiap kali harus
memastikan bahwa perhitungan-perhitungan yang dilakukannya adalah benar.
f.
Variabel-variabel luaran
Pengaruh variabel-variabel luaran (extraneous variables) terhadap data
yang diperoleh mungkin demikian besar, sehingga data tersebut bukanlah data
yang dimaksudkan. Jika hal yang demikian itu terjadi, dapat berakibat hipotesis
penelitian tidak terbukti kebenarannya.
Oleh karena itu peneliti harus
mengenal benar-benar berbagai variabel luaran itu dan mengontrolnya
sebaik-baiknya.
Dalam hubungan dengan tidak
terbuktinya hipotesis penelitian itu dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut
ini. Jika sutau hipotesis tidak terbukti kebenarannya, itu tidak berarti bahwa
penelitiannya gagal sama sekali. Sesuatu penelitian sering menguji hipotesis,
dan tidak terbuktinya satu atau dua hipotesis memang tidak jarang terjadi.
Walaupun penelitian hanya menguji satu hipotesis dan kemudian ternyata tidak
terbukti kebenarannya itupun tidak berarti bahwa penelitian itu gagal sama
sekali. Yang penting adalah peneliti memberikan keterangan dan alasan yang
jelas dan kuat mengenai tidak terbuktinya hipotesis itu. Keenam sumber yang
telah disebutkan di muka itu dapat dieksplorasi untuk menjelaskan hal tidak
terbuktinya hipotesis itu. Hal yang demikian itu memang tidak mudah dilakukan.
Karena itu apa yang sebaiknya dilakukan oleh peneliti adalah memperkecil
kemungkinan terjadinya hipotesis tidak terbukti kebenarannya itu dengan
persiapan yang cermat dan menyeluruh sejak langkah-langkah awal penelitian.
g.
Penyusunan Laporan
Langkah terakhir dalam seluruh proses
penelitian adalah ppenyusunan laporan. Laporan ini merupakan langkah yang
sangat penting kareana dengan laporan itu syarat keterbukaan ilmu pengetahuan
dan penelitian dapat dipenuhi. Melalui laporan itu ilmuwan lain dapat memahami,
menilai, kalau perlu menguji kembali hasil-hasil penelitian itu dan dengan
demikian pemecahan masalahnya mengalami pemantapan dan kemajuan.
Kecendekiaan seorang penliti akan
tercermin dalam laporan penelitian yang disusunnya. Karena itu selayaknyalah
peneliti menggarap laporan itu dengan cermat. Laporan harus disusun dan ditulis
menurut tatatulis penulisan ilmiah yang lazim. Dewasa ini ada banyak tatatulis
penulisan ilmiah yang telah diusulkan orang atau profesi, yang masing-masing
dapat dianggap merupakan suatu sistem yang mempunyai pertimbangan-pertimbangan
dan alasan-alasan tertentu. Sistem mana yang digunakan tidak merupakan soal,
yang penting ialah sekali sesuatu sistem dipilih hendaknya diikuti secara baik,
sehingga terdapat konsistensi dalam laporan itu.
Suatu hal yang juga sangat penting dalam laporan penelitian adalah
format atau sistematiknya. Pada waktu ini umumnya orang menggunakan format yang
disesuaikan dengan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Secara garis
besar, sistematik laporan itu dapat berupa sebagai berikut ini.
Bagian Awal, yang berisi:
- Halaman judul;
- Halaman pendahuluan;
- Halaman daftar isi;
- Halaman daftar tabel (jika ada);
- Halaman daftar gambar (jika ada);
- Halaman daftar lampiran (jika ada).
Bagian Inti, yang berisi:
- Latar belakang masalah;
- Tujuan penelitian;
- Penelaahan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis (jika tidak disajikan tersendiri);
- Hipotesis (jika belum dicakup pada pasal sebelumnya);
- Metodologi;
- Hasil;
- Interpretasi/Diskusi, kesimpulan dan saran-saran.
Bagian Akhir, yang berisi:
- Daftar pustaka;
- Lampiran-lampiran (jika ada).
Seperti
kecakapan dan keterampilan dalam langkah-langkah penelitian yang lain,
kemahiran menulis dengan menggunakan tatatulis penulisan ilmiah inipun
berkembang memlaui latihan.
Interpretasi Hasil Analisis
4/
5
Oleh
Admin