Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian
langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini hipotesis itu merupakan
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelaahaan
kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggu tingkat kebenarannya.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan
mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya
hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara
nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa
mehasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunyai
indeks prestasi belajar tinggi, hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi
lebih baik daripada metode ceramah secara implisit mengandung prediksi bahwa
kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya
daripada kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode ceramah, dan
sebagainya.
Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf
kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoretis yang mendasarinya. Dasar teori
yang kurang sehat (sound) akan
melahirkanhipotesis yang prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya. Dari uraian
ini ternyata pula betapa perlunya penelaahan kepustakaan itu dilakukan secara
bersungguh-sungguh, agar dapat ditegakkan landasan teori yang diperlukan.
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan
mainnya. Namun dapat diketemukan saran-saran sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah
menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;
b. Hipotesis hendaklah
dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan
secara jelas dan padat;
d. Hipotesis hendaklah
dapat diuji artinya hendaklah orang meungkin mengumpulkan data guna menguji
kebenaran hipotesis tersebut.
Secara garis
besar, hipotesis-hipotesis yang isi dan rumusannya bermacam-macam itu dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) hipotesis tentang hubungan yaitu
hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau
lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional. Hipotesis tentang perbedaan
yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok
yang berbeda-beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh perbedaan yang
terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan
itu mendasari berbegai penelitian komparatif.
Konsep penting
lain mengenai hipotesis adalah hipotesis nol atau HO . Hipotesis nol
adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antar dua
variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Di dalam analisis
statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran
hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis
alternatif yang biasa dilambangkan dengan HA menyatakan adanya
saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya
perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,
kesimpulan uji statistic berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal
yang benar.
Seringkali
timbul pertanyaan mengenai mana diantara kedua macam hipotesis itu yaitu
hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang harus dirumuskan sebagai hipotesis
penelitian. Jawaban terhadapa pertanyaan ini akan bergantung kepada landasan
teoretis yang digunakan. Jika landasan teoretis itu mengarahkan penyimpulannya
ke “tidak ada hubungan” atau ke “tidak ada perbedaan”, maka hipotesis
penelitian yang dirumuskan akan merupakan hipotesis nol. Sebaliknya, jika
tinjauan teoretis mengarahkan penyimpulannya ke “ada hubungan” atau ke “ada
perbedaan” maka hipotesis penelitian yang dirumuskan akan merupakan hipotesis
alternatif.
Pada dasarnya
kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. Namun dalam kenyataanyya kebanyakan
penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam bentuk hipotesis
alternatif. Hal yang demikian itu terjadi terutama dalam penelitian
eksperimental; dalam penelitian eksperimental itu peneliti bermaksud mengetahui
perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain sebagai
akibat adanya perbedaan perlakuan. Dalam penelitian bukan eksperimental pun lebih
banyak diketemukan hipotesis alternatif daripada hipotesis nol yang dirumuskan
sebagai hipotesis penelitian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya
penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adanya saling hubungan
atau adanya perbedaan, dan bukan sebaliknya.
Suatu hal yang
sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini ialah “Apakah detiap
penelitian harus menggunakan hipotesis?” Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat
“ya” dan dapat pula “tidak”. Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah
seperti yang modelnya disajikan disini jawabannya “ya”. Dalam penelitian ilmiah
komponen-komponen utama yang menuntun langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Masalah-Hipotesis-Data-Hasil-Analisis-Kesimpulan. Komponen-komponen itu dijalin
secara serasi oleh teori tertentu, dan penelitiannya dituntun secara tertib
oleh metodologi tertentu.
Ada
penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti yang tersebut itu, dan
karenanya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya
tidak bertujuan menguji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat
deskripsi mengenai hal yang diteliti. Penelitian eksploratif biasanya bersifat
deskriptif. Pada umumnya penelitian eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan
data dasar, yang diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut
ataupun sebagai dasar untuk membuat sesuatu keputusan. Dalam kedudukannya
sebagai pendahulu bagi suatu penelitian yang sebenarnya, penelitian eksploratif
memberi arah kepada perumusan masalah dan hipotesis, walupun penelitian
eksploratif itu sendiri berjalan tanpa hipotesis.
Perumusan Hipotesis Dalam Penelitian
4/
5
Oleh
Admin