Kamis, 29 September 2016

Perumusan Hipotesis Dalam Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelaahaan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggu tingkat kebenarannya.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mehasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi, hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode ceramah secara implisit mengandung prediksi bahwa kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya daripada kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode ceramah, dan sebagainya.
Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoretis yang mendasarinya. Dasar teori yang kurang sehat (sound) akan melahirkanhipotesis yang prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya. Dari uraian ini ternyata pula betapa perlunya penelaahan kepustakaan itu dilakukan secara bersungguh-sungguh, agar dapat ditegakkan landasan teori yang diperlukan.
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan mainnya. Namun dapat diketemukan saran-saran sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih;
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan;
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji artinya hendaklah orang meungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi dan rumusannya bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional. Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbegai penelitian komparatif.
Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah hipotesis nol atau HO . Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antar dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif yang biasa dilambangkan dengan HA menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
Seringkali timbul pertanyaan mengenai mana diantara kedua macam hipotesis itu yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Jawaban terhadapa pertanyaan ini akan bergantung kepada landasan teoretis yang digunakan. Jika landasan teoretis itu mengarahkan penyimpulannya ke “tidak ada hubungan” atau ke “tidak ada perbedaan”, maka hipotesis penelitian yang dirumuskan akan merupakan hipotesis nol. Sebaliknya, jika tinjauan teoretis mengarahkan penyimpulannya ke “ada hubungan” atau ke “ada perbedaan” maka hipotesis penelitian yang dirumuskan akan merupakan hipotesis alternatif.
Pada dasarnya kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. Namun dalam kenyataanyya kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam bentuk hipotesis alternatif. Hal yang demikian itu terjadi terutama dalam penelitian eksperimental; dalam penelitian eksperimental itu peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan. Dalam penelitian bukan eksperimental pun lebih banyak diketemukan hipotesis alternatif daripada hipotesis nol yang dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adanya saling hubungan atau adanya perbedaan, dan bukan sebaliknya.
Suatu hal yang sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini ialah “Apakah detiap penelitian harus menggunakan hipotesis?” Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat “ya” dan dapat pula “tidak”. Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah seperti yang modelnya disajikan disini jawabannya “ya”. Dalam penelitian ilmiah komponen-komponen utama yang menuntun langkah-langkah yang dilakukan adalah: Masalah-Hipotesis-Data-Hasil-Analisis-Kesimpulan. Komponen-komponen itu dijalin secara serasi oleh teori tertentu, dan penelitiannya dituntun secara tertib oleh metodologi tertentu.
Ada penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti yang tersebut itu, dan karenanya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya tidak bertujuan menguji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti. Penelitian eksploratif biasanya bersifat deskriptif. Pada umumnya penelitian eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, yang diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk membuat sesuatu keputusan. Dalam kedudukannya sebagai pendahulu bagi suatu penelitian yang sebenarnya, penelitian eksploratif memberi arah kepada perumusan masalah dan hipotesis, walupun penelitian eksploratif itu sendiri berjalan tanpa hipotesis.

Artikel Terkait

Perumusan Hipotesis Dalam Penelitian
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email