Di muka telah disebutkan bahwa dalam
mengambil kesimpulan-kesimpulan teoretis sebagai hasil akhir penelaahan
kepustakaan peneliti harus mengidentifikasikan variabel-variabel utama yang
akan ditelitinya. Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis
penelitian, peneliti harus memastikan variabel-variabel itu. Ia sekali lagi
harus mengidentifikasikan variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam
penelitiannya. Variabel-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan
didefinisikan secara operasional. Sebagai kelanjutan dari definisi operasional
itu perlu ditunjuk alat pengambil data (instrument)
yang akan digunakan.
Mengidentifikasikan Variabel
Mengidentifikasikan Variabel
Istilah variabel dapat diartikan
bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu
yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel
penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti.
Apa yang
merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh landasan teorinya,
dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena itu
apabila landasan teoretisnya berbeda, variabel-variabel penelitiannya juga akan
berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh
sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan
penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang maikn sedikit jumlahnya, dan
sebaliknya. Misalnya, hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode diskusi dan
metode ceramah terhadap prestasi belajar hanya melibatkan dua variabel utama,
yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Jumlah variabel utama itu akan
bertambah kalau peneliti juga mempertimbangkan peranan IQ dan jenis kelamin.
Padahal yang terakhir itu ada empat variabel yang dilibatkan dalam penelitian,
jadi sofistikasinya lebih tinggi.
Kecakapan
mengidentifikasikan variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan
pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian, keterampilan ini juga dapat
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai usulan penelitian.
Partisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu akan
mempercepat berkembangnya keterampilan itu.
Mengklasifikasikan Variabel
Variabel-variabel
yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan
peranannya dalam penelitian, klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat
pengambil data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai
untuk diterapkan.
Berkaitan
dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu
(a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data ratio. Demikianlah pula variabel, kalau
dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama.
- Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain contoh jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
- Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya diberi angka 3, dan di bawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh: hasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah, ranking dalam sesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya.
- Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan, dan sebagainya.
- Variabel ratio, yaitu variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Di dalam penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian di bidang ilmu social, orang jarang menggunakan variabel ratio.
Menurut fungsinya di dalam penelitian,
orang sering mmbedakan antara variabel tergantung di satu pihak dan
variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang di lain pihak.
Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab-akibat. Variabel
tergantung dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya akan tergantung kepada
variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali, dan variabel rambang.
Hubungan antara kedua kelompok variabel itu terdapat dalam diri subjek
penelitian, seringkali sebagai proses. Dalam mengklasifikasikan variabel
menurut peranannya dalam penelitian itu biasanya orang mulai dengan
mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal yang demikian itu terjadi
karena variabel tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan, dan
karena itu tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterium. Misalnya
usaha pendidikan pokok persoalannya hasil belajar, usaha pertanian pokok
persoalannya produksi pangan, usaha pengobatan pokok persoalannya taraf
kesembuhan, dan sebagainya. Keadaan variabel tergantung itu tergantung kepada
banyak sekali variabel yang lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang
lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (menurut rencana)
dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Inilah variabel bebas.
Misalnya variabel tergantungnya
prestasi belajar, variabel bebasnya dapat metode mengajar dan taraf kecerdasan.
Di samping metode mengajar dan taraf kecerdasan masih banyak variabel yang juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Jenis kelamin misalnya, juga berpengaruh
terhadap prestasi belajar; kalau peneliti juga memperhitungkan pengaruh jenis
kelamin itu terhadap prestasi belajar walaupun hal itu tidak diutamakannya,
maka dalam contoh ini jenis kelamin berperanan sebagai variabel moderator. Umur
kiranya juga berpengaruh terhadap prestasi belajar, namun dalam penelitian
contoh ini misalnya diusahakan dinetralisasikan, misalnya diambil kelompok umur
tertentu saja maka umur di sini berperan sebagai variabel kendali.
Variabel-variabel lain yang jumlahnya masih banyak mungkin lalu dianggap
pengaruhnya terhadap prestasi belajar tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan
yang berarti, karena itu diabaikan. Variabel-variabel yang diabaikan
pengaruhnya itu berperanan sebagai variabel rambang. Dalam contoh ini yang
berperan sebagai intervening variabel adalah
proses belajar yang terjadi dalam diri si subjek yang diteliti. Variabel intervening tidak pernah dapat
diamati, dan hanya dapat disimpulkan adanya berdasar pada variabel tergantung
dan variabel-variabel “sebab”.
Sepanjang pengalaman penulis
mengidentifikasikan variabel itu ternyata bukan pekerjaan yang mudah
dilaksanakan secara baik. Sering orang sukar membedakan mana yang variabel
tergantung dan mana yang variabel bebas., mana yang variabel kontrol (kendali)
dan mana yang variabel rambang, mana yang variabel bebas dan mana variabel
moderator. Namun dengan latihan dan pengalaman yang cukup keterampilan ini akan
dikembangkan.
Merumuskan Definisi Operasional Variabel-variabel
Setelah variabel-variabel
diidentifikasikan dan diklasifikasikan maka variabel-variabel tersebut perlu
didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu,
karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang
cocok untuk digunakan.
Definisi operasional adalah definisi
yang diasarkan atas sifat-sifat hal uang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal
yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti
untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Variabel-variabel
4/
5
Oleh
Admin